kali ini saya ingin bercerita tentang maslah saya, maaf juga ini menjadi tempat curahan hati saya saat ini..
Jadwal
ujian seminar proposal memang sudah terbut dan itu berarti ketakuan
semakin besar ada dalam raga ini, namun bukan hal itu yang membuat saya
begitu takut menghadapi hal itu. banyak hal yang bisa dikaitkan dengan
seminar proposal menjadi sebuah masalah yang kandas dalam diriku.
jauh
sebelum mengajukan berkas permohonan seminar proposal, saya telah
menyatakan siap untuk ikuti kegiatan pendakian gunung katopasa. gunung
katopasa merpakan gunung tertinggi kedua yang ada di provinsi sulawesi
tengah, wajar ketika ada ajakan untuk mejajal gunung dengan medan
ekstrem itu sesorang penikmat tantangan akan menyanggupinya. itulah yang
saya lamai saat itu, merasa tertantang untuk menginjakan telapak kaki
dan menangkap indahnya alam dengan senjata baru pemberian dari orang tua
(D90). perasaan begitu menggebu-gebu tapi kendala mulai muncul ketika
jadawl wisuda tahun ini pendaftarannya ditutup tanggal 15 februari 2012.
waaaahh....(memegang
kepala), benturan mualai datang, sanggupkah melewati wisuda kali ini
demi menginjakan kaki dikaki gunung dengan puncak dihiasi tumbuhan
perdu. ataukah harus mengejar wisuda tahun ini dan menunggu kesemptan
pendakian selanjutnya? akankah ada kesempatan selanjutnya?
pilihan
yang begitu sulit untuk dipecahkan. belum selesai memecahakan ambisi
itu, ambisi menghatamkan roda kuda besi kelauran tahun 2009 juga muncul.
ajakan dari seorang sahabat bahkan saya telah menganggapnya saudara
walaupun dalam pergaulan kami tak pernah akur, memancing jiwa bergejolak
saya untuk melintasi jalur Palu-Makassar via Sulawesi Barat. ini adalah
jalur yang belum saya lewati dalam perjalan saya sebelumnya ke makasar,
jalur sebelumnya adalah Palu-Makassar via Poso. Apakah saya harus
memilih ini? atau memilih wisuda? atau memilih menapakan kaki di puncak
Katopasa?
Menjadi
adil dan profesional itu susah! saat ini saya dalam kebimbangan. Setiap
pilihan punya konsekuensi dan saya harus memilih untuk menentukan arah
kehidupan agar tetap bisa menyambung cerita ini. wasalam.