« »
« »
« »

Senin, 23 Januari 2012

PRO-posal

kali ini saya ingin bercerita tentang maslah saya, maaf juga ini menjadi tempat curahan hati saya saat ini..
Jadwal ujian seminar proposal memang sudah terbut dan itu berarti ketakuan semakin besar ada dalam raga ini, namun bukan hal itu yang membuat saya begitu takut menghadapi hal itu. banyak hal yang bisa dikaitkan dengan seminar proposal menjadi sebuah masalah yang kandas dalam diriku.
jauh sebelum mengajukan berkas permohonan seminar proposal, saya telah menyatakan siap untuk ikuti kegiatan pendakian gunung katopasa. gunung katopasa merpakan gunung tertinggi kedua yang ada di provinsi sulawesi tengah, wajar ketika ada ajakan untuk mejajal gunung dengan medan ekstrem itu sesorang penikmat tantangan akan menyanggupinya. itulah yang saya lamai saat itu, merasa tertantang untuk menginjakan telapak kaki dan menangkap indahnya alam dengan senjata baru pemberian dari orang tua (D90). perasaan begitu menggebu-gebu tapi kendala mulai muncul ketika jadawl wisuda tahun ini pendaftarannya ditutup tanggal 15 februari 2012.
waaaahh....(memegang kepala), benturan mualai datang, sanggupkah melewati wisuda kali ini demi menginjakan kaki dikaki gunung dengan puncak dihiasi tumbuhan perdu. ataukah harus mengejar wisuda tahun ini dan menunggu kesemptan pendakian selanjutnya? akankah ada kesempatan selanjutnya?
pilihan yang begitu sulit untuk dipecahkan. belum selesai memecahakan ambisi itu, ambisi menghatamkan roda kuda besi kelauran tahun 2009 juga muncul. ajakan dari seorang sahabat bahkan saya telah menganggapnya saudara walaupun dalam pergaulan kami tak pernah akur, memancing jiwa bergejolak saya untuk melintasi jalur Palu-Makassar via Sulawesi Barat. ini adalah jalur yang belum saya lewati dalam perjalan saya sebelumnya ke makasar, jalur sebelumnya adalah Palu-Makassar via Poso. Apakah saya harus memilih ini? atau memilih wisuda? atau memilih menapakan kaki di puncak Katopasa?

Menjadi adil dan profesional itu susah! saat ini saya dalam kebimbangan. Setiap pilihan punya konsekuensi dan saya harus memilih untuk menentukan arah kehidupan agar tetap bisa menyambung cerita ini. wasalam.


Read More..